Kelebihan Dan Kekurangan Menjadi Seorang Pemimpin
Kepemimpinan Positif dan Negatif
Karakteristik kepribadian pemimpin tidak sama dengan gaya kepemimpinan. Perilaku kepemimpinan negatif secara konsisten merugikan. Gaya kepemimpinan positif dan negatif sebagian bergantung pada situasi.
Dalam gaya kepemimpinan laissez-faire, pemimpin tim menetapkan tujuan dan membiarkan tim mencari cara untuk mencapainya. Ini bisa berhasil dengan karyawan yang kreatif dan mandiri, tetapi pekerja yang tidak berpengalaman mungkin kesulitan tanpa bimbingan lebih lanjut.
Gaya kepemimpinan otokratis menempatkan pengambilan keputusan di tangan pemimpin; tim melakukan apa yang diperintahkan oleh bos. Ini bisa berhasil jika pekerjaannya rutin atau sederhana, atau jika keputusan cepat diperlukan, tetapi ini membatasi kreativitas dan dapat membuat karyawan frustrasi.
Kepemimpinan demokratis membagikan kekuatan pengambilan keputusan dengan tim. Ini bisa menginspirasi staf untuk bekerja dengan baik, tetapi lambat dan mungkin tidak berhasil jika organisasi membutuhkan keputusan cepat.
Gaya kepemimpinan mungkin positif di beberapa lingkungan dan negatif di lingkungan lain. Sifat kepemimpinan negatif seperti keterampilan komunikasi yang buruk adalah kelemahan di lingkungan mana pun. Seorang otokrat yang tidak bisa berkomunikasi berada pada posisi yang tidak menguntungkan, begitu pula seorang pemimpin demokratis.
1. Menunjukkan dengan Tindakan
Kepemimpinan yang baik bukan hanya tentang pelatihan atau menetapkan kebijakan, tetapi tentang tindakan. Karyawan belajar dengan contoh tentang perilaku apa yang dapat diterima dan apa yang tidak.
Misalkan bos perusahaan menunjukkan perilaku kepemimpinan negatif seperti kurangnya integritas. Mereka bertindak tidak etis, tidak jujur kepada pelanggan, dan tidak jujur kepada staf. Bahkan jika perusahaan berbicara tentang pentingnya kejujuran dan perilaku etis, tindakan pemimpin mengirimkan sinyal yang jelas tentang apa yang sebenarnya penting.
Sebaliknya, jika seorang pemimpin bertindak dengan jujur dan berintegritas, karyawan akan melihatnya. Tidak hanya karyawan lebih menyukai pemimpin yang tidak berbohong kepada mereka, tetapi integritas bos juga dapat menginspirasi mereka untuk berperilaku sama.
2. Pentingnya Akuntabilitas
Akuntabilitas, atau kurangnya akuntabilitas, adalah kelompok lain dari sifat kepemimpinan positif dan negatif. Pemimpin yang baik yang melakukan kesalahan bertanggung jawab atas kesalahannya. Mengalihkan kesalahan dan melempar tanggung jawab adalah perilaku kepemimpinan negatif.
Akuntabilitas juga mencakup tidak mengambil kredit atas pekerjaan orang lain. Jika salah satu anggota tim menyelamatkan hari, pemimpin yang baik memberikan kredit kepada mereka atas pencapaiannya. Mencuri kredit tidak hanya menunjukkan kurangnya integritas, tetapi juga membuat tim enggan untuk memberikan yang terbaik.
3. Keterampilan Komunikasi yang Baik
Keterampilan komunikasi adalah contoh lain dari perilaku kepemimpinan positif dan negatif. Pemimpin yang baik tahu cara mengkomunikasikan rencana, kebijakan, dan ide. Pemimpin yang tidak dapat mengekspresikan tujuan atau visinya tidak dapat menginspirasi atau menginstruksikan timnya.
4. Apakah Mereka Memiliki Visi?
Seorang pemimpin yang jujur dan berkomunikasi dengan baik mungkin masih tidak menjadi pemenang jika mereka tidak memiliki visi. Pemimpin yang baik memiliki pandangan ke masa depan – membuat perusahaan lebih besar, membangun sesuatu yang luar biasa, melatih karyawan menjadi lebih baik. Mereka menginspirasi karyawan untuk mengikuti mereka.
Pemimpin yang buruk mungkin sangat kompeten, tetapi juga puas. Mereka senang dengan status quo, jadi mengapa berubah? Mereka bahkan mungkin takut kemungkinan bergerak maju ke masa depan yang tidak diketahui.
5. Mengevaluasi Perilaku Kepemimpinan
Baik Anda merekrut manajemen untuk perusahaan Anda atau mencari mentor untuk karier Anda, penting untuk membedakan kepemimpinan positif dan negatif. Anda mungkin dapat melihat perilaku kepemimpinan positif atau negatif dengan mengamati pemimpin dalam tindakan, atau dengan melihat dan mendengarkan tim mereka.
Kekurangan Perilaku Kepemimpinan
1. Kurangnya Integritas:
Menghancurkan Kepercayaan Karyawan: Ketika seorang pemimpin tidak jujur atau bertindak tidak etis, kepercayaan karyawan terhadap pemimpin tersebut akan hilang. Ini dapat menyebabkan penurunan motivasi dan loyalitas di antara karyawan, serta meningkatkan tingkat pergantian karyawan.
Mendorong Perilaku Tidak Etis: Jika karyawan melihat pemimpinnya bertindak tidak jujur atau tidak etis, mereka mungkin merasa bahwa perilaku semacam itu dapat diterima. Ini dapat menyebabkan budaya perusahaan yang korup dan berdampak negatif pada reputasi perusahaan.
2. Kurangnya Akuntabilitas:
Mengalihkan Kesalahan: Pemimpin yang tidak bertanggung jawab atas kesalahannya sendiri dan mengalihkan kesalahan kepada orang lain akan merusak kepercayaan tim. Ini menciptakan lingkungan kerja yang tidak adil dan penuh ketegangan.
Mengambil Kredit Orang Lain: Pemimpin yang mengambil kredit atas kerja keras orang lain akan menyebabkan frustrasi dan demotivasi di antara karyawan. Ini dapat mengurangi inovasi dan kinerja karena karyawan merasa usaha mereka tidak dihargai.
3. Keterampilan Komunikasi yang Buruk:
Visi dan Tujuan Tidak Jelas: Pemimpin yang tidak bisa mengkomunikasikan visi, tujuan, atau rencana dengan jelas akan membuat tim bingung dan kurang arah. Hal ini dapat menyebabkan penurunan produktivitas dan kualitas kerja.
Kesalahpahaman dan Konflik: Komunikasi yang buruk dapat menyebabkan kesalahpahaman dan konflik di antara anggota tim. Ini dapat menghambat kerja sama dan menciptakan lingkungan kerja yang tidak harmonis.
4. Tidak Memiliki Visi:
Tidak Ada Kemajuan atau Inovasi: Pemimpin yang tidak memiliki visi untuk masa depan cenderung puas dengan status quo dan tidak mendorong kemajuan atau inovasi. Ini dapat membuat perusahaan tertinggal dari pesaingnya.
Mengurangi Motivasi Karyawan: Karyawan cenderung merasa lebih terinspirasi dan termotivasi jika mereka tahu bahwa ada tujuan jangka panjang yang menarik untuk diperjuangkan. Tanpa visi, mereka mungkin merasa pekerjaan mereka tidak memiliki arah atau tujuan yang berarti.
5. Kurang Konsistensi:
Membuat Kebijakan yang Berubah-ubah: Pemimpin yang sering berubah pikiran atau kebijakan dari hari ke hari membuat karyawan sulit untuk menemukan arah yang jelas. Ini menciptakan kebingungan dan ketidakpastian dalam tim.
Mengurangi Kepercayaan dan Kredibilitas: Kurangnya konsistensi dalam pengambilan keputusan atau perilaku pemimpin dapat merusak kredibilitas mereka di mata karyawan. Karyawan mungkin merasa tidak bisa bergantung pada pemimpin mereka.
6. Favoritisme:
Menciptakan Ketidakadilan: Pemimpin yang menunjukkan favoritisme atau memihak kepada beberapa karyawan tertentu dapat menciptakan ketidakadilan dan ketegangan dalam tim. Ini dapat merusak moral dan kerja sama tim.
Mengurangi Motivasi Karyawan Lain: Karyawan yang merasa bahwa usaha mereka tidak dihargai atau diabaikan karena favoritisme mungkin menjadi kurang termotivasi dan enggan untuk memberikan yang terbaik dalam pekerjaan mereka.
Komentar
Posting Komentar